AKUNTANSI INTERNASIONAL
“PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN”
Kelompok :
1. Adhika Safitri (27211927)
2. Diana Wijayanti (27211799)
3. Gabyclara Sinta Putri W (22211985)
4. Khazanah Ayu Mentari (23211975)
5. Laila Mustika Dewi (28211188)
6. Mutiara Ratih (25211057)
7. Nurlaela Sari (25211358)
8. Sani Handriani (26211594)
9. Silvia Marlina (26211768)
Kelas : 4EB03
1. Adhika Safitri (27211927)
2. Diana Wijayanti (27211799)
3. Gabyclara Sinta Putri W (22211985)
4. Khazanah Ayu Mentari (23211975)
5. Laila Mustika Dewi (28211188)
6. Mutiara Ratih (25211057)
7. Nurlaela Sari (25211358)
8. Sani Handriani (26211594)
9. Silvia Marlina (26211768)
Kelas : 4EB03
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
2015
PSAK 2 - LAPORAN ARUS KAS
PENDAHULUAN
Tujuan
Informasi
tentang arus kas suatu entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya.
Tujuan
pernyataan ini adalah memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan
hsitoris dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas operasi, investasi ataupun
pendanaan (financing) selama suatu periode.
Ruang
Lingkup
0.1 Entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan
dalam pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak
terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan.
0.2 Pernyataan ini menggantikan PSAK2(1994): Laporan Arus Kas.
0.3 Para pengguna laporan berkepentingan untuk mengetahui
bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut
bersifat umum dan tidak bergantung pada aktifitas entits serta apakah kas dapat
dipandang sebagai produk entitas, seperti yang berlaku di lembaga keuangan.
Pada dasarnya, entitas memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat
perbedaan dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-produccing
activisie). Entitas membutuhkan kas untuk melaksnakan usaha, melunasi kewajiban
dan membagikan dividen (returns) kapada para investor. Oleh karena itu
pernyataan inii mewajibkan semua entitas menyajikan laporan arus kas.
Kegunaan
Informasi Arus Kas
0.4 Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan
arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termaksuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan memepengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang
berubah. Informai arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam
menghasilkan kas dan stera kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan
untuk menilai dan membandingkan nilai sekrang dari arus kas masa depan (future
cas flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan
pengaruh penggunaan perlakuan akutansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
0.5 Informasi arus kas historis sering digaunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus
kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara
profitabilitas dan raus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Definisi
0.6
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
Kas
terdiri atas saldo kas (cash on hand)
dan rekening giro (demand deposit).
Setara
kas (cas equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likiut, berjangka pendek, yang dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat dietentukan dan memiliki resiko
perubahan nilai yang tidak signifikan.
Arus
kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas.
Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas (principal revenue – producing activities) dan
aktivitas yang bukan yang merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.
Aktivitas
investasi adalah perolehan dan
pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara
kas.
Aktivitas
pendanaa (finacing) adalah
aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi distribusi
modal dan pinjaman entitas.
Kas
dan Setara Kas
0.7 Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kass jangka pendek, bukan untuk
investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persayaratan sebagai setara kas,
suetu investas harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat
ditentukan dan memiliki risiko perubahn nilai yang tidak signifikan. Karenanya,
suatu investasi pada umumnya memenuhi sayarat sebagai setara kas hanya jika
akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bulan atau kurang tanggal
sejak perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tersebut adalah setara kas.
Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo setara
tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan.
0.8 Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian,
cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengelolaan kas entitas. Dalam kedaan tersebut, cerukan termasuk kompenen kas
dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut mengakibatkan
saldo bank kadangkala berfluktuasi dari saldo positif ke posisi penarikan
berlebih (overdraw).
0.9 Arus kas tidak mencakup mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas
atau setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari
pengelolaan kan entitas dan bukan sebagai dari aktivitas operasi, dan
pendanaan.
PENJELASAN
Penyajian
Laporan Arus Kas
10. Laporan kas harus melaporkan arus kas selama
periode tertentu dan dikalsifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
11. Entitas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, inverstasi dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut.
Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan menurut
para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi
keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut
dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas
tersebut.
12. Suatu transaksi tunggal dapat meliputi beberapa arus kas yang diklasifikasi
ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman
bank meliputi poko dan pinjaman bunga, maka unsur bungan dapat diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasi dan unsure poko pinjman dikalsifikasikan sebagai aktivitas
pendanaan.
Aktivitas
Operasi
13. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator utama menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman. Memelihara kemampuan operasi
entitas, membayar deviden, dan melakukan investasi beru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsure tertentu arus kas
historis bersama dengan informasilain, berguna dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan.
14. Arus kas dan aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasilan utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan
laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
a) Penerimaan
kas dari penjualan barang dan pemberian jasa;
b) Penerimaan
kas dari royalty, fess, komisi, dan pendapatan lain;
c) Pembayaran
kas pada pemasok barang dan jasa;
d) Pembayaran
kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
e) Penerimaan
dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas, dan manfaat polis lainnya;
f) Pembayaran
kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai dari aktivitas pendanaan dan
investasi;
g) Penerimaan
dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjanjiakan (dealing).
Beberapa
transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan keuntungan
atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang terkait dengan
transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas investasi. Akan tetapi,
pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh aset yang dimiliki untuk
disewakan kepada pihak lain dan selanjutnya dimiliki untuk dijual adalah arus
kas dari aktivitas operasi. Kas yang diterima dari sewa dan penjualan atas aset
setelah periode sewa, diakui dengan sebagai arus kas dari aktivitas operasi.
15. entitas dapat memiliki surat berharga dan tagihan (securitas dan loans)
untuk tujuan diperdagangkan atau di perjanjikan(dealing), yang dalam hal ini
dapat dipersamakan dengan persedian khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh
karen itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi
perdagangan atau perjanjian surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan,
pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan
dengan aktivitas penghasilan utama pendapatan lembaga keuangan tersebut.
Aktivitas
Investasi
16. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi perlu perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penngeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi adalah :
a) Pembayaran
kas untuk membeli aset tetap, aset tidak terwujud, dan asset jangka panjang
lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang
dibangun sendiri.
b) Penerimaan
kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan dan peralatan, serta aset
tidak berwujud dan asset janga panjang lain;
c) Pembayaran
kas untuk membeli instrument utang atau instrument ekuitas entitas lain dan
kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang
dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjanjikan).
d) Kas
yang diterima dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas entitas
lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerima kas dari instrument yang
dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan).
e) Uang
muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit
yang diberikan oleh lembaga keuangan).
f) Penerimaan
kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (
selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
g) Pembayaran
kas sehubungan dengan future contracts, forward contract, option
contract, dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut
dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan; dan
h) Pembayaran
kas dari future contracts, forward contracts, option contract, dan swap
contracts, kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan.
Jika
suatu kontrak dimaksudkan untuk lindungi nilai (hedge) suatu
posisi yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut
diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dari posisi yang
dilindungi nilainya.
Aktivitas
Pendanaan
17. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa
depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal
dari aktivitas pendanaan adalah :
a) Penerimaan
kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya;
b) Pembayaran
kas kepada pemilik atau menarik atau menembus saham entitas;
c) Penerimaan
kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel hipotek, dan pinjaman jangka pendek
dan jangka panjang lainnya;
d) Pelunasan
pinjaman;
e) Pembayaran
kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan
dengan sewa pembiayaan (finance lease).
Pelaporan
Arus Kas dari Ativitas Operasi
18.
Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu dari metode berikut :
a) Metode langsung; dengan metode ini kelompok utama dari
penerima kas bruto dan pengeluaran bruto kas diungkapkan; atau
b) Metode ini langsung; dengan metode ini laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi prediksi rugi bersih disesuaikan dengan
menggoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau
akrual dari penerimaan kas atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
19. Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan
informasi yang berguna dalam mengesumasi arus kas masa depan yang tidak dapat
dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi
mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh dengan baik :
a) Dari
catatan akuntansi; atau
b) Dengan
menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan
laba rugi komperehensif untuk :
i. Perubahan
persedian, piutang usaha, dan utang usaha selama, periode berjalan.
ii. Pos
bukan kas lainnya; dan
iii. Pos
lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
20. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari
aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari
pengaruh :
a) Perubahan
persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan;
b) Pos
bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, serta laba entitas asosiasi yang
belum dibagikan; dan
c) Semua
pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Pelaporan
Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan.
21. Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas
investasi dan pendanaan, kecuali aoabila arus kas sebagaimana dijaleakan pada
paraghraf 22 dan 24 dilaporkan diatas dasar arus kas bersih (net basis).
Pelaporan
Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih.
22. arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih :
a. penerimaan
dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut
lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas entitas; dan
b. penerimaan
dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, jumlah yang besar
dengan jangka waktu singkat (short maturity).
23. Beberapa contoh penerimaan dan pembayaran kas sebagaimana
dijelaskan pada paragraf 22 (a) adalah :
a. Penerimaan
dan pembayaran rekening giro;
b. Dana
pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi; dan
c. Sewa
yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan dari, dan selanjutnya disetor
kepada pemilik properti.
Beberapa
contoh penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana dijelaskan pada paragraf 22
(b) adalah pembayaran dan penerimaan untuk :
a. Jumlah
pokok transaksi kartu kredit pada nasabah;
b. Pembelian
dan penjualan investasi ; dan
c. Pinjaman
jangka pendek lain sebagai contoh, pinjaman dengan jangka waktu jatuh tempo
dalam 3 (tiga) bulan atau kurang.
24. Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga
keuangan berikut ini dapat dilaporkan dengan dasar arus kas bersih :
a. Penerimaan
dan pembayaran kas sehubungan dengan penerimaan dan pembayaran kembali deposito
berjangka dengan jatuh tempo yang tetap ;
b. Penempatan
dan penarikan deposito pada dan dari lembaga keuangan lainnya ; dan
c. Pemberian
dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah.
Arus
Kas Dalam Mata Uang Asing
25. Arus kas yang berasal dari transaksi mata uang asing harus
dbukukan dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan jumlah mata uang
asing tersebut dengan nilai tukar antara mata uang fungsional dengan mata uang
asing pada tanggal transaksi arus kas.
26. Arus kas entitas anak diluar negeri dijabarkan berdasarkan nilai tukar
antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi arus
kas.
27. arus kas dalam mata uang asing dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan
PSAK 10 : Transaksi dalam mata uang asing. Pernyataan tersebut memperkenankan
digunakannya suatu nilai tukar yang mendekati nilai tukar aktual. Sebagai
contoh, nilai tukar rat-rat untuk periode yang bersangkutan dapat digunakan
untuk membukukan transaksi dalam mata uang asing atau penjabaran arus kas
netitas anak diluar negeri. Akan tetapi, PSAK 10 tidak mengizinkan digunakannya
nilai tukar pada akhir periode pelaporan untuk menjabarkan laporan arus kas
anak entitas luar negeri.
28. keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat perubahan
nilai tukar mata uang asing bukan merupakan arus kas. Namun demikian, pengaruh
perubahan nilai tukar atas kas dan setara kas dalam mata uangan asing
dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasikan saldo awal dan
akhir dari kas dan setar kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan terpisah
dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dan termasuk
perbedaan, jika ada seandainya arus kas tersebut telah dilaporkan dengan nilai
tukar pada akhir periode.
Bunga
dan Deviden
29. Arus kas dari bungan dan deviden yang diterima dan
dibayarkan, masing-masing harus diungkapkan secara terpisah. Masing-masing
harus diklasifikasi secara monsisten antar periode sebagai salah satu dari
aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
30. Jumlah bunga yang dibayar selama suatu periode diungkapkan dalam laporan
arus kas baik yang telah diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi maupun
yang dikapitalisasi sesuai PSAK No. 26 : Biaya Pinjaman.
31. Jumlah bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang
diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas
operasi. Namun demikian, bagi entitaas lainnya belum ada kesepakatan mengenai
klasifikasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bungan serta deviden yang
deterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba
atau rugi. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta deviden yang
diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus
kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau
sebagai hasil investasi (return on investments).
32. Deviden yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai rus kas pendanaan karena
merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, deviden
yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas
operasi dengan maksud membantu para pengguna laporan dalam menilai kemampuan
entitas membayar deviden dari arus kas operasi.
Pajak
Penghasilan
33. Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harusdiungkapkan secara
terpisah dan diklasifi kasi sebagai arus kas dari aktivitas operasi kecuali
jika secara spesifik dapat diidentifi kasikan sebagai aktivitas pendanaan dan
investasi.
34. Pajak penghasilan dikenakan atas transaksi yang menghasilkan arus kas yang
diklasifi kasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, atau pendanaan dalam
laporan arus kas. Walaupun beban pajak penghasilan (tax expense) dapat dengan
mudah diidentifi kasikan dengan aktivitas investasi atau pendanaan,arus kas
yang bersangkutan sering kali tidak mudah diidentifi kasi dan dapat terjadi
dalam periode yang berbeda dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh
karena itu, pajak yang dibayar biasanya diklasifi kasikan sebagai arus kas dari
aktivitas operasi. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat
diidentifi kasikan dengan transaksi individual yang menimbulkan arus kas yang
bersangkutan, maka arus kas tersebut diklasifi kasi sebagai aktivitas pendanaan
atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut. Apabila arus kas pajak
dialokasikan pada lebih dari satu jenis aktivitas, maka jumlah keseluruhan
pajak yang dibayar harus diungkapkan.
Investasi
Pada Entitas Anak, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
35. Apabila akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi
atau entitas anak dibukukan dengan menggunakan metode ekuitas atau metode biaya
perolehan, maka investor membatasi pelaporannya dalam laporan arus kas hanya
pada arus kas yang terjadi antara investor dan investee, misalnya jumlah
dividen dan uang muka yang diterima.
36. Entitas yang melaporkan kepemilikannya dalam pengendalian bersama entitas
(lihat PSAK 12: Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama) menggunakan
konsolidasi proporsional, melaporkan dalam laporan arus kas konsolidasinya
bagian proporsional dari arus kas atas entitas yang dikendalikan bersama.
Entitas yang melaporkan kepemilikannya menggunakan metode ekuitas melaporkan
dalam laporan arus kas, arus kas atas investasinya dalam entitas yang
dikendalikan bersama, dan distribusi dan pembayaran lain atau penerimaa antara
entitas dan entitas yang dikendalikan bersama.
Perubahan
Kepemilikan dalam Entitas Anak dan Unit Bisnis Lainnya
37. Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan
kehilangan pengendalian atas entitas anak atau unit bisnis lainnya harus
disajikan secara terpisah dan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
38. Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan
dengan perolehan dan kehilangan pengendalian atas entitas anak dan unit bisnis
lainnya selama satu periode:
(a)
jumlah harga yang dibayarkan atau diterima;
(b)
bagian dari harga yang merupakan kas dan setara
kas;
(c) jumlah kas dan setara kas pada entitas anak atau bisnis
lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan; dan
(d) jumlah aset dan laibilitas selain kas atau setara kas pada
entitas anak atau bisnis lainnya dimana pengendalian diperoleh atau dilepaskan,
diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
39. penyajian tersendiri pengaruh arus kas dari perolehan dan kehilangan
pengendalian atas entitas anak dan bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal,
bersama-sama dengan pengungkapan tersendiri atas jumlah aset dan laibilitas
yang diperoleh atau dilepaskan, akan membantu membedakan arus kas tersebut
dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
lainnya. Pengaruh arus kas atas kehilangan pengendalian tidak boleh dikurangkan
dari arus kas untuk memperoleh pengendalian.
40. Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk
memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lainnya
dilaporkan dalam laporan arus kas, berdasarkan kas dan setara kas bersih dari
yang diperoleh atau dilepaskan sebagai bagian dari transaksi, peristiwa atau
perubahan lingkungan.
41A. Arus kas yang timbul dari perubahan kepemilikan atas
entitas anak karena kehilangan pengendalian harus diklasifikasikan sebagai arus
kas dari aktivitas pendanaan.
41B. Perubahan kepemilikan atas entitas anak yang tidak
mengakibatkan kehilangan pengendalian, misalnya akibat pembelian atau penjualan
kemudian instrumen ekuitas entitas anak oleh entitas induk, dicatat sebagai
transaksi ekuitas (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri). Sejalan dengan hal tersebut, arus kas yang berasal dari
transaksi tersebut diklasifi kasikan dengan cara yang sama sebagai transaksi
lain dengan pemilik yang dijelaskan dalam paragraf 17.
Transaksi
Nonkas
42. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau
setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus
diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan
pendanaan tersebut.
43. Beberapa aktivitas investasi dan pendanaan tidak memiliki pengaruh langsung
terhadap arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aset serta
modal entitas. Tidak dimasukkannya transaksi nonkas dalam laporan arus kas ini
konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transaksi tersebut tidak
mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi nonkas
adalah:
a. perolehan
aset secara kredit atau melalui sewa pembiayaan (finance Lease) ;
b. akuisisi
entitas melalui emisi saham ; dan
c. konversi
utang menjadi modal.
Komponen
Kas dan Setara Kas
44. Entitas mengungkapkan komponen kas dan setara kas serta
menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang
sama yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
45. Oleh karena keanekaragaman praktik pengelolaan kas dan perbankan dan agar
sesuai dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, entitas harus mengungkapkan
kebijakan dalam menentukan komponen kas dan setara kas.
46. Pengaruh setiap perubahan dalam kebijakan untuk menentukan komponen kas dan
setara kas seperti misalnya perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang
sebelumnya diperlakukan sebagai bagian dari portofolio investasi entitas,
dilaporkan sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi dan
Kesalahan.
Pengungkapan
Lain
47. Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang
tidak dapat digunakan oleh grup usaha, beserta komentar manajemen.
48. Dalam keadaan tertentu saldo kas dan setara kas yang dimiliki oleh entitas
tidak dapat digunakan oleh grup entitas. Misalnya, saldo kas dan setara kas
milik entitas anak yang beroperasi di suatu negara yang memberlakukan kontrol
lalu lintas devisa atau pembatasan hukum lainnya sehingga saldo kas tersebut
tidak dapat digunakan oleh entitas induk atau entitas anak lainnya.
49. Informasi tambahan yang relevan mungkin berguna dalam memahami posisi
keuangan dan likuiditas entitas. Pengungkapan informasi ini, bersama dengan
komentar manajemen, dianjurkan dan mencakup:
a. jumlah
fasilitas pinjaman yang belum digunakan yang mungkin tersedia untuk aktivitas
operasi masa depan dan untuk menyelesaikan komitmen modal, dengan
mengindikasikan pembatasan penggunaan fasilitas ini;
b. jumlah
keseluruhan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang
terkait dengan kepemilikan dalam ventura bersama yang dilaporkan dengan
menggunakan metode konsolidasi proporsional ;
c. jumlah
keseluruhan arus kas yang mencerminkan peningkatan kapasitas operasi yang
terpisah dari arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas operasi
dan ;
d. jumlah
arus kas yang timbul dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari
setiap segmen yang dilaporkan (lihat PSAK 5 : pelaporan segmen).
50. Pengungkapan terpisah arus kas yang mencerminkan
peningkatan kapasitas operasi dan arus kas yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas operasi berguna bagi pengguna untuk menentukan apakah entitas
melakukan investasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas operasinya.
Entitas yang tidak berinvestasi secara memadai dalam pemeliharaan kapasitas
operasinya mungkin akan merugikan profitabilitas dimasa yang akan datang, hanya
untuk mempertahankan likuiditas dan distribusi untuk pemilik pada saat ini.
51. Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan pengguna
untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara arus kas
bisnis keseluruhan dan komponennya dan ketersediaan serta keragaman arus kas
secara segmen.
TANGGAL
EFEKTIF
52. Pernyataan ini diterapkan untuk laporan keuangan yang
dimulai atau setelah 1 Januari 2011.
Lampiran A
Laporan Arus Kas Untuk Entitas Bukan
Lembaga Keuangan
Lampiran ini melengkapi namun bukan
bagian dari pernyataan.
1. Contoh
ini hanya menampilkan jumlah periode kini. Jumlah yang sesuai untuk periode
sebelumnya sebelum disajikan sesuai dengan PSAK 1 :Penyajian Laporan
Keuangan.
2. Informasi
dari laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan disajikan untuk
memperlihatkan penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung dan metode
tidak langsung. Laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan
disajikan sesuai dengan persyaratan pengungkapan dan penyajian menurut
Pernyataan lainnya.
3. Informasi
tambahan berikut juga relevan untuk penyusunan laporan arus kas:
· semua
saham entitas anak diperoleh dengan harga Rp 590. Nilai wajar aset yang
diperoleh dan laibilitas diasumsikan sebagai berikut:
Persediaan
Rp 100
Piutang
usaha
Rp 100
Kas
Rp 40
Aset
Tetap
Rp 650
Utang
usaha
Rp 100
Utang jangka
panjang
Rp 200
· Rp
250 diperoleh dari penerbitan modal saham dan Rp 250 diperoleh dari pinjaman
jangka panjang.
· Beban
bunga Rp 400 dan telah dibayar sebesar Rp 170 selama periode tersebut, Rp 100
yang merupakan beban bunga periode sebelumnya juga dibayar selama periode
tersebut.
· Dividen
dibayarkan Rp 1.200.
· Utang
pajak pada awal dan akhir periode masing – masing sebesar Rp 400 dan 1000.
Selama periode disisihkan Rp 200 untuk tambahan pajak. Pajak yang terutang dari
dividen yang diterima berjumlah Rp 100.
· Selama
periode, entitas memperoleh aset tetap dengan harga Rp 1.250, Rp 900 diperoleh
dengan sewa. Pembayaran kas sebesar Rp 350 untuk pembelian aset tetap.
· Pabrik
dengan nilai buku Rp 80 dan akumulasi penyusutan Rp 60 dijual harga Rp 20.
· Piutang
usaha pada akhir 20X2 teramsuk Bunga piutang sebesar Rp 100.
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Konsolodasi untuk periode yang berakhir 20X2
Pendapatan
|
30.650
|
Harga Pokok Penjualan
|
(26.000)
|
Laba Bruto
|
4.650
|
Penyusutan
|
(450)
|
Beban administrasi dan penjualan
|
(910)
|
Beban bunga
|
(400)
|
Penghasilan Investasi
|
500
|
Kerugian selisih kurs
|
(40)
|
Laba sebelum pajak
|
3.350
|
Pajak penghasilan
|
(300)
|
Laba
|
3.050
|
Entitas tidak mengakui setiap komponen
pendapatan komprehensif lain pada periode yang berakhir 20X2
Laporan posisi keuangan konsolidasi
pada akhir tahun 20X2
20X2
|
20X1
|
|
Aset
|
||
Kas dan setara kas
|
230
|
160
|
Piutang usaha
|
1.900
|
1.200
|
Persediaan
|
1.000
|
1.950
|
Investasi Surat Berharga
|
2.500
|
2.500
|
Aset tetap (harga perolehan)
|
3.730
|
1.910
|
Akumulasi penyusutan
|
(1.450)
|
(1.060)
|
Aset tetap (bersih)
|
2.280
|
850
|
Total asset
|
7.910
|
6.660
|
Liabilitas
|
||
Utang usaha
|
250
|
1.890
|
Utang bunga
|
230
|
100
|
Utang pajak penghasilan
|
400
|
1.000
|
Utang jangka panjang
|
2.300
|
1.040
|
Total Kewajiban
|
3.180
|
4.030
|
Ekuitas
|
||
Modal saham
|
1.500
|
1.250
|
Saldo laba
|
3.230
|
1.380
|
Total Ekuitas
|
4.370
|
2.630
|
Total liabilitas dan ekuitas
|
7.910
|
6.660
|
Metode langsung laporan arus kas
(paragraph 18 (a))
20X2
|
|
Arus kas dari aktivitas operasi
|
|
Penerimaan kas dari pelanggan
|
30.150
|
Pembayaran kas kepada pemasok dan
karyawan
|
(27.600)
|
kas yang dihasilkan operasi
|
2.550
|
Pembayaran bunga
|
(270)
|
Pembayran pajak penghasilan
|
(900)
|
Arus kas bersih dari (untuk)
aktivitas operasi
|
1.380
|
Arus kas untuk aktivitas
investasi
|
|
Akuisisi entitas anak X dengan
kas (catatan A)
|
(550)
|
Pembelian asset tetap (catatan B)
|
(350)
|
Hasil dari penjualan peralatan
|
20
|
Penerimaan bunga
|
200
|
Penerimaan deviden
|
200
|
Arus kas bersih dari (untuk)
aktivitas investasi
|
(480)
|
Arus kas dari aktivitas pendanaan
|
|
Hasil dari penerbitan modal saham
|
250
|
Hasil dari pinjaman jangka
panjang
|
250
|
Pembayaran utang sewa pembiayaan
|
(90)
|
Pembayaran deviden
|
(1.200)
|
Arus kas bersih dari (untuk)
aktivitas pendanaan)
|
(790)
|
Kenaikan bersih kas dan setara
kas
|
110
|
Kas dan setara kas pada awal
periode
|
120
|
Hal ini dapat juga dilaporkan
sebagai arus kas operasi
|
230
|
Metode tidak langsung pernyataan arus
kas (paragraph 18 (b))
20X2
|
|
Arus kas dari aktivitas operasi
|
|
Laba sebelum pajak
|
3.350
|
Penyesuaian untuk:
|
|
Penyusutan
|
450
|
Kerugian selisih kurs
|
40
|
Pendapatan investasi
|
(500)
|
Beban bunga
|
400
|
Kenaikan piutang usaha dan
piutang lain
|
(500)
|
Penurunan persediaan
|
1.050
|
Penurunan utang usaha
|
(1.740)
|
Kas yang dihasilkan dari operasi
|
2.550
|
Pembayaran bunga
|
(270)
|
Pembayaran pajak penghasilan
|
(900)
|
Arus kas (bersih) dari aktivitas
operasi)
|
1.380
|
Arus kas dari aktivitas pendanaan
|
|
Hasil dari penerbitan modal saham
|
250
|
Hasil dari pinjaman jangka
panjang
|
250
|
Pembayaran utang sewa pembiayaan
|
(90)
|
Pembayaran dividen
|
(1.200)
|
Arus kas bersih dari (untuk)
aktivitas pendanaan )
|
(790)
|
Kenaikan bersih kas dan setara
kas
|
110
|
Kas dan setara kas pada awal
periode (catatan c)
|
120
|
Kas dan setara kas pada akhir
periode (catatan c)
|
230
|
hal ini dapat juga dilaporkan
sebagai arus kas operasi
|
Catatan pada laporan arus kas (metode langsung dan metode
tidak langsung)
a. Perolehan pengendalian atas entitas anak
Selama
periode ini entitas memperoleh pengendalian atas entitas anak X. Nilai wajar
aset yang diperoleh dan kewajiban diasumsikan sebagai berikut:
Kas
40
Persediaan
100
Piutang
usaha
100
Aset
tetap
650
Utang
usaha
(100)
Utang jangka panjang
(200)
Total
harga beli
590
Dikurangi: Kas dari X
(40)
Arus
kas bersih untuk
Memperoleh
pengendalian 550
B. Aset
tetap
Selama
periode ini, entitas memperoleh aset tetap dengan nilai total Rp 1.250 dimana
Rp 900 diantaranya diperoleh melalui sewa pembiayaan. Pembayaran kas untuk
perolehan ini adalah sebesar Rp 350.
C. Kas
dan setara kas
Kas
dan setara kas terdiri dari kas di tangan dan saldo bank, serta investasi dalam
instrumen pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas meliputi
jumlah-jumlah dalam laporan posisi keuangan berikut ini:
20X2 20X1
Kas dan bank
40 25
Investasi jangka pendek
190 135
Kas dan setara kas yang
dilaporkan sebelumnya
230 160
Pengaruh perubahan nilai tukar valuta
-
(40)
Kas dan setara kas dinyatakan kembali
230
120
Kas
dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank sebesar Rp
100 yang dipegang oleh entitas anak dan tidak dapat digunakan dengan bebas oleh
holding company karena adanya pembatasan arus valuta.
Kelompok
entitas ini mempunyai fasilitas pinjaman sebessar Rp 2,000, Rp 700 diantaranya
hanya dapat digunakan untuk ekspansi dimasa depan.
D.
Informasi segmen
Segmen A Segmen B Total
Arus
kas dari:
Aktivitas
operasi
1.520 (140)
1.380
Aktivitas
investasi (640)
160
(480)
Aktivitas pendanaan (570)
(220)
(790)
310 (200)
110
Alternatif
penyajian (metode tidak langsung)
Sebagai
alternatif, dalam laporan arus kas dengan metode tidak langsung, laba operasi
sebelum perubahan modal kerja kadang-kadang disajikan sebagai berikut:
Lampiran B
Laporan Arus Kas Untuk Lembaga Keuangan
Lampiran
ini hanya pelengkap, namun bukan bagian dari Pernyataan.
1. Contoh
ini hanya memperlihatkan jumlah periode berjalan. Jumlah yang menyangkut
periode sebelumnya harus disajikan sesuai dengan PSAK 1: Penyajian
Laporan Keuangan.
2. Contoh disajikan menggunakan
metode langsung.
PSAK
14 - PERSEDIAAN
PENDAHULUAN
TUJUAN
01. Tujuan
pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biata
yang diakui sebagai asset tersebut sampai pendapatan terkait diakui. Pernyataan
ini menyediakan panduan dalan menentukan biaya dan penyakuan selanjutnya
sebagai beban, termasuk setiap penuruanan menjadi nilai ralisasi neto.
Pernyataan ini juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk
enentukan biaya persediaan.
RUANG
LINGKUP
02. Pernyataan
ini diterapkan untuk semua persediaan, kecuali:
(a) Pekerjaan
dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi, termasuk kontrak jasa yang
terkait langsung (lihat PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi);
(b) Persediaan
yang terkait dengan real eatate (lihat PSAK 44: Akuntansi
Aktivitas Perkembangan Real Estat);
(c) Instrumen
keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan
PSAK Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran);
(d) Aset
biolojik terkait dengan aktivitas agrikultur dan produk agrikultur pada saat
panen;
(e) Aset
biolojik terkait dengan hasil hutan (lihat PSAK 32: Akuntansi Kehutanan); dan
hasil tambang umum dan hasil tambang minyak dan gas bumi (lihat PSAK 33:
Akuntansi Pertambangan Umum dan PSAK 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi).
03. Pernyataaan
ini tidak berlaku untuk pengukuran persediaan bagi pialang-pedagang komoditi
yang mengukur persediaannya pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, sesuai dengan praktik yang berlaku pada industri. Ketika persediaan
tersebut diukur pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka
perubahan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam
laporan laba rugi pada periode terjadinya.
04. Pialang-pedagang
adalah mereka yang membeli atau menjual komoditi untuk orang lain atau dirinya
sendiri. Persediaan pialang-pedagang terutama diperoleh dengan tujuan untuk
dijual dalam waktu dekat dan memperoleh laba dari fluktuasi harga atau marjin.
Ketika persediaan ini diukur dengan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, maka yang dikecualikan hanya dari persyaratan pengukuran dalam
Pernyataan ini.
DEFINISI
05. Berikut
adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Persediaan
adalah aset:
(a) tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
(b) dalam
proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
(c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Nilai
realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam
kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya
yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Nilai
wajar adalah jumlah di mana suatu asset
dipertukarkan, atau kewajiban diselesaikan, antara pihak yang berpengetahuan
dan berkeinginan dalam suatu
transaksi
yang wajar.
Komoditi
adalah barang dagangan yang menjadi
subjek kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka.
Nilai
khusus-entitas adalah nilai kini dari arus kas yang
diharapkan oleh suatu entitas yang timbul dari penggunaan aset berkelanjutan
dan dari pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi
ketika penyelesaian kewajiban.
06. Nilai
realisasi neto mengacu kepada jumlah neto yang entitas berharap untuk
direalisasi dari penjualan persediaan dalam kegiatan usaha biasa. Nilai wajar
mencerminkan suatu jumlah di mana persediaan yang sama dapat dipertukarkan
antara
pembeli dan penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar. Nilai
realisasi neto adalah nilai khusus entitas sedangkan nilai wajar tidak
tergantung pada nilai khusus entitas. Nilai realisasi neto untuk persediaan
bisa tidak sama dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
07. Persediaan
meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali, misalnya, barang
dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah
dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakupi barang
jadi yang diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi,
oleh entitas serta termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam
proses produksi. Bagi perusahaan jasa, persediaan meliputi biaya jasa seperti
diuraikan dalam paragraf 18, di mana entitas belum mengakui pendapatan yang
terkait (lihat PSAK 23: Pendapatan).
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
08.
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang
lebih rendah.
Biaya
Persediaan
09.
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat
ini.
Biaya
Pembelian
10.
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya
(kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas
pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara
langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa.
Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
Biaya
Konversi
11.
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan
unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga
alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang
timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi
tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa
memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan
administrasi pabrik. Overhead produksi variable adalah biaya
produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir
secara langsung,mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung
dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
12.
Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi
didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal. Kapasitas normal adalah
produksi rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau
musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan hilangnya kapasitas selama
pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan jika mendekati
kapasitas normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap
pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya
produksi atau tidak terpakainya pabrik. Overhead yang tidak
teralokasi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi
tinggi yang tidak normal, jumlah overhead tetap yang
dialokasikan pada tiap unit produksi menjadi berkurang sehingga persediaan
tidak diukur di atas biayanya. Overhead produksi variabel
dialokasikan pada unit produksi atas dasar penggunaan aktual fasilitas
produksi.
13.
Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara
simultan. Hal tersebut terjadi, misalnya, ketika dihasilkan produk bersama atau
bila terdapat produk utama dan produk sampingan. Ketika biaya konversi tidak
dapat diidentifikasi secara terpisah, maka biaya tersebut dialokasikan antar
produk secara rasional dan konsisten. Pengalokasian dapat didasarkan pada,
misalnya, perbandingan harga jual untuk masing masing produk, baik pada tahap
proses produksi pada waktu produk telah dapat diidentifikasikan secara terpisah
atau pada saat produksi telah selesai. Sebagian besar produk sampingan, pada
hakekatnya tidak material. Ketika kasusnya demikian, produk sampingan sering
kali diukur pada nilai realisasi neto dan nilai tersebut dapat mengurangi biaya
produk utama. Dengan demikian, jumlah tercatat produk utama tidak berbeda
secara material dari biayanya.
Biaya-biaya
Lain
14.
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkanoverhead nonproduksi
atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya
persediaan.
15.
Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai
beban dalam periode terjadinya adalah:
(a)
jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak
normal;
(b)
biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi
sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
(c)
biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat
persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
(d)
biaya penjualan.
16.
PSAK 26: Biaya Pinjaman menentukan kondisi terbatas di mana
biaya pinjaman termasuk dalam biaya persediaan.
17.
Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred
settlement terms). Ketika perjanjian secara efektif mengandung elemen
pembiayaan, maka elemen tersebut, misalnya perbedaan antara harga beli untuk
persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga
selama periode pembiayaan.
Biaya
Persediaan Pemberi Jasa
18.
Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut
pada biaya produksinya. Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya
tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani
pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, danoverhead yang
dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan
personalia penjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya
persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya
persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang
tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan faktor pembebanan harga oleh
pemberi jasa.
Teknik
Pengukuran Biaya
19.
Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode
eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya
standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan,
tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-review secara
reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.
20.
Metode eceran seringkali digunakan dalam industry eceran untuk menilai
persediaan dalam jumlah besar item yan berubah dengan cepat,
dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode
penetapan biaya lainnya. Biaya persediaan ditentuk ditentukan dengan
mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai.
Persentase
tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan
nilainya di bawah harga jual normal. Persentasi rata-rata sering digunakan
untuk setiap departemen eceran.
Rumus
Biaya
21.
biaya persediaan untuk item yang biasanya tidak dapat diganti dengan barang
lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan
dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi
spesifik terhadap biayanya masing masing.
22.
identifikasi spesifik biaya artinya biaya-biaya spesifik didistribusikan ke
item persediaan tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi item
yang dipisahkan untuk proyek tertentu, baik yang dibeli maupun yang dihasilkan.
Namun demikian, identifikasi spesifikasi biaya tidak tepat ketika terdapat
julah besar item dalam persediaan yang dapat menggantikan satu sama lain
(ordinary interchangeable). Dalam keadaan demikian, metode pemilihan item yang
masih berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan di muka
dampaknya dalam laporan laba rugi.
23.
Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 21, harus dihitung dengan
menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau ratarata
tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang
memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda
diperkenankan.
24.
Misalnya, persediaan yang digunakan dalam suatu operasi segmen mungkin memiliki
kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama yang digunakan dalam
operasi segmen yang lain. Namun demikian, perbedaan lokasi geografis persediaan
(atau dalam perspektif perpajakan), dengan sendirinya, tidak cukup hanya
sekedar menggunakan rumus biaya yang berbeda.
25.
Formula MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir
adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Dalam rumus biaya ratarata
tertimbang, biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang
dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli
atau diproduksi selama suatu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan
secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan
entitas.
Nilai
Realisasi Neto
26.
Biaya persediaan mungkin tidak akan diperoleh kembali jika persediaan rusak,
seluruh atau sebagian persediaan telah usang, atau harga jualnya telah menurun.
Biaya persediaan juga tidak akan diperoleh kembali jika estimasi biaya
penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat.
Praktek penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto
konsisten dengan pandangan bahwa aset seharusnya tidak dinyatakan melebihi
perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan atau penggunaannya.
27.
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah
untuk setiap item dalam persediaan. Namun demikian, dalam beberapa kondisi,
penurunan nilai persediaan mungkin lebih sesuai jika dihitung terhadap kelompok
item yang serupa atau berkaitan. Misalnya barang-barang yang termasuk dalam
lini produk dengan tujuan atau penggunaan akhir yang serupa, yang diproduksi
dan dipasarkan di wilayah yang sama, dan tidak dapat dievaluasi terpisah dari
item-item lain dalam lini produk tersebut. Penurunan nilai persediaan tidak
tepat jika dihitung berdasarkan klasifikasi persediaan, misalnya, barang jadi,
atau seluruh persediaan dalam suatu industri atau segmen geografis tertentu.
Pemberi jasa pada umumnya mengakumulasikan biaya-biaya untuk setiap jasa di
mana harga jual terpisah ditentukan. Dengan demikian, masing-masing jasa
tersebut diperlakukan secara terpisah.
28.
Estimasi nilai realisasi neto didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia
pada saat estimasi dilakukan terhadap jumlah persediaan yang diharapkan dapat
direalisasi. Estimasi ini memertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang
langsung terkait dengan peristiwa yang terjadi setelah akhir periode sepanjang
peristiwa tersebut menegaskan kondisi yang ada pada akhir periode.
29.
Estimasi nilai realisasi neto juga mempertimbangkan tujuan pengadaan persediaan
yang dimiliki. Misalnya, nilai realisasi neto dari jumlah persediaan yang
dimiliki untuk memenuhi kontrak penjualan atau jasa yang bersifat pasti
didasarkan pada harga kontrak. Jika kontrak penjualan lebih sedikit daripada
jumlah persediaan yang dimiliki, maka nilai realisasi neto untuk kelebihannya
didasarkan pada harga jual umum. Penyisihan dapat timbul dari kontrak penjualan
yang bersifat pasti yang melebihi jumlah persediaan yang dimiliki atau dari
kontrak pembelian yang bersifat pasti. Penyisihan tersebut diperlakukan sesuai
dengan PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi.
30.
Bahan dan perlengkapan lain yang dimiliki untuk digunakan dalam memroduksi
persediaan tidak diturun nilainya di bawah biaya jika produk jadi yang
dihasilkan diharapkan dapat dijual sebesar atau di atas biayanya. Namun
demikian, ketika penurunan harga bahan mengindikasikan biaya produk jadi yang
dihasilkan akan melebihi nilai realisasi neto, maka nilai bahan diturunkan ke
nilai realisasi neto. Dalam kondisi semacam itu, biaya penggantian bahan
merupakan ukuran terbaik yang tersedia untuk nilai realisasi netonya.
31.
Pengujian yang baru dilakukan atas nilai realisasi neto pada setiap periode
berikutnya. Ketika kondisi yang semula mengakibatkan penurunan nilai persediaan
di bawah biaya ternyata tidak ada lagi atau ketika terdapat bukti yang jelas
terhadap peningkatan nilai realisasi neto karena perubahan keadaan ekonomi,
maka jumlah penurunan nilai harus dibalik (dalam hal ini pemulihan adalah
terbatas untuk jumlah penurunan nilai awal) sehingga jumlah tercatat yang baru
dari persediaan adalah yang terendah dari biaya atau nilai realisasi neto yang
telah direvisi. Hal ini terjadi, misalnya, ketika suatu item dalam
persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi neto karena harga jualnya telah
turun, masih dimiliki pada periode berikutnya dan harga jualnya telah
meningkat.
Pengakuan
sebagai Beban
32.
Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui
sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap
penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan
seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, harus diakui
sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
33.
Beberapa persediaan dialokasikan ke pos aset lainnya, misalnya, persediaan yang
digunakan sebagai komponen aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan yang
dialokasikan ke aset lain dengan cara ini diakui sebagai beban selama masa
manfaat aset tersebut.
PENGUNGKAPAN
34.
Laporan keuangan harus mengungkapkan:
(a) kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang
digunakan;
(b) total
jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang
sesuai bagi entitas;
(c) jumlah
tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual;
(d) jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
(e) jumlah
setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang
diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada
paragraf 32;
(f) jumlah
dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana
dijelaskan pada paragraf 32;
(g) kondisi
atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan
sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan
(h) nilai
tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
35.
Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi
persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan
keuangan. Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan,
perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi.
Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian.
36.
Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut
sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya
diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead
produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak
normal. Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya
lainnya, seperti biaya distribusi.
37.
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan
jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai
beban selamaperiode yang bersangkutan. Dalam format ini, entitas menyajikan
analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban. Dalam kasus
ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan
bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan
jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
TANGGAL
EFEKTIF
38.
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan.
PENARIKAN
39.
Pernyataan ini menggantikan PSAK 14 (1994): Persediaan
PSAK 17 – AKUNTANSI PENYUSUTAN
PENDAHULUAN
TUJUAN
Alokasi biaya yang tepat harus
dilakukan diantara berbagai pos aktiva dan beban (misalnya dalam penetapan
unsure harga perolehan property, pabrik dan peralatan atau biaya pemeliharaan)
karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi.
Demikian pula, biaya umum (common cost) yang berkenaan dengan lebih dari satu
aktivitas harus di distribusikan dengan tepat menururt dasar pembebanan yang
layak, seperti faktor waktu atau faktor penggunaan.
Tujuan dari pernyataan ini adalah
mengatur tentang pembebanan penyusutan aktiva yang dapat disusutkan. Masalah
utama dalam akuntansi penyusutan suatu aktiva adalah penentuan jumlah yang
dapat disusutkan, metode penyusutan dan penentuan masa manfaat ke ekonomian.
RUANG LINGKUP
01. Pernyataan ini menyangkut akuntansi penyusutan dan diterapkan
untuk seluruh aktiva yang dapat disusutkan kecuali :
(a) Hutan dan sumber daya alam serupa yang
dapat diperbaharui
(b) Pengeluaran eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas
alam dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharui
(c) Pengeluaran riset dan pengembangan
(d) Goodwill
DEFINISI
02. Berikut
adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini :
Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu
aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan
untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :
(a) Diharapkan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode akuntansi
(b) Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
(c) Ditahan oleh suatu perusahaan untuk
digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa, untuk disewakan, atau
untuk tujuan administrasi.
Masa manfaat adalah :
(a) Periode suatu aktiva diharapkan
digunakan oleh perusahaan
(b) Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh
dari aktiva oleh perusahan.
Jumlah yang dapat disusutkan
(depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang
disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
Penghapusan aktiva adalah penghapusan
nilai buku suatu aktiva yang dilakukan apabila nilai buku yang tercantum tidak
lagi menggambarkan manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Penghapusan aktiva
berbeda dengan penyusutan.
PENJELASAN
03. Aktiva yang dapat disusutkan seringkali merupakan bagian
signifikan aktiva perusahaan. Penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara
signifikan dalam menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan.
04. Pandangan pertama menyatakan bahwa jika nilai dari suatu
aktiva telah meningkat melampaui jumlah tercatat (carrying amount) dalam
laporan keuangan, adalah tidak perlu untuk membebankan penyusutan. Pandangan
kedua menyatakan bahwa penyusutan harus dibebankan pada setiap periode akuntansi
berdasarkan jumlah yang disusutkan tanpa memandang kenaikan nilai jual kembali
aktiva.
MASA MANFAAT
05. Estimasi dari masa manfaat suatu aktiva yang dapat disusutkan
atau suatu kelompok aktiva serupa yang dapat disusutkan adalah suatu masalah
pertimbangan yang biasanya berdasarkan pengalaman dengan jenis aktiva yang
serupa. Untuk suatu aktiva yang menggunakan teknologibaru atau yang digunakan
dalam produksi suatu produk baru atau yang digunakan dalam pemberian suatu jasa
baru dan hanya sedikit pengalaman mengenai jasa tersebut, estimasi masa manfaat
lebih sulit namun tetap dibutuhkan.
06. Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan untuk
suatu perusahaan mungkin lebih pendek daripada usia fisiknya. Sebagai tambahan
terhadap aus dan kerusakan fisik (physical wear and tear) yang tergantung pada
faktor operasional (seperti frekuensi penggunaan aktiva, program perbaikan dan
pemeliharaan), faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan. Faktorfaktor
tersebut termasuk keusangan yang timbul dari perubahan teknologi atau perbaikan
dalam produksi, keusangan yang timbul dari perubahan dalam permintaan pasar
terhadap output produk atau jasa dari aktiva, dan pembatasan hukum seperti
tanggal batas penggunaan.
NILAI SISA
07. Nilai sisa suatu aktiva seringkali tidak signifikan dan dapat
diabaikan dalam penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Jika nilai sisa
signifikan, nilai tersebut diestimasi pada tanggal perolehan atau pada tanggal
dilakukannnya evaluasi aktiva (hanya mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan
pemerintah), berdasarkan nilai yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut
untuk aktiva yang sama yang telah mencapai akhir masa manfaatnya dan beroperasi
dalam kondisi yang hampir sama dengan aktiva yang akan digunakan. Nilai sisa kotor
selalu dikurangi dengan harapan biaya penglepasan pada akhir masa manfaat suatu
aktiva.
METODE PENYUSUTAN
08. Jumlah yang dapat disusutkan dialokasi ke setian periode
akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode yang sistematis.
Metode manapun yang dipilih, konsistensi dalam penggunaannya adalah perlu,
tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan perpajakan,
agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke
periode.
09. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat
dikelompokkan menurut kriteria berikut:
(a) Berdasarkan waktu :
(i) Metode
garis lurus (straight-line method)
(ii) Metode
pembebanan yang menurun
· Metode
jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
· Metode
saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double declining balance method)
(b) Berdasarkan penggunaan :
(i) Metode
jam jasa (service hours method)
(ii) Metode
jumlah unit produksi (productive output method)
(c) Berdasarkan kriteria lainnya :
(i) Metode
berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
(ii) Metode
anuitas (annuity method)
(iii) Sistem
persediaan (inventory systems)
TANAH DAN BANGUNAN
10. Tanah biasanya memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan
biasanya tidak dianggap sebagai suatu aktiva yang dapat disusutkan. Namun,
tanah yang memiliki masa manfaat terbatas bagi perusahaan diperlakukan sebagai
aktiva yang dapat disusutkan.
11. Bangunan merupakan aktiva yang dapat disusutkan sesuai
definisi dalam paragraf 2.
PENGUNGKAPAN
12. Pemilihan suatu metode alokasi dan estimasi masa manfaat suatu
aktiva yang dapat disusutkan adalah merupakan masalah pertimbangan.
Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi masa manfaat atau tingkat
penyusutan yang digunakan menyediakan bagi para pemakai laporan keuangan
informasi yang membuat mereka dapat menelaah kebijakan yang dipilih manajemen
dan dapat membuat perbandingan dengan perusahaan lain. Untuk alasan serupa,
adalah perlu untuk mengungkapkan jumlah yang dapat disusutkan yang dialokasikan
daiam suatu periode dan akumulasi penyusutan pada akhir periode tersebut.
PERNYATAAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.17 terdiri dari paragraf 13-18. Standar ini harus dibaca dalam konteks
paragraf 1-12.
13. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva dialokasi
berdasar suatu dasar sistematis dan beralasan selama masa manfaat tersebut.
14. Metode penyusutan yang dipilih harus digunakan secara
konsisten dari periode ke periode kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan
atau dasar suatu perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi di mana metode
penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan harus
diungkapkan. Alasan perubahan harus diungkapkan.
15. Masa manfaat dari suatu aktiva yang dapat disusutkan harus
diestimasi setelah mempertimbangkan faktor berikut:
(a) taksiran aus dan kerusakan fisik
(physical wear and tear)
(b) keusangan
(c) pembatasan hukum atau lainnya atas
penggunaan aktiva.
16. Masa manfaat dari aktiva yang dapat disusutkan harus ditinjau
secara periodik dan persentase penyusutan disesuaikan untuk periode sekarang
dan yang akan datang jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya.
Pengaruh perubahan harus diungkapkan dalam periode akuntansi di mana perubahan
terjadi .
17. Pengungkapan tentang penyusutan merujuk kepada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.16 tentang Aktiva Tetap.
TANGGAL EFEKTIF
18. Standar Akuntansi Keuangan ini berlaku untuk laporan keuangan
yang mencakupi periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar